Rabu, Mei 18, 2011

Wisata Lampung - Edisi Krui

Salah satu lokasi di sudut barat propinsi Lampung dengan ikon ikan blue marlin (ikan terbang) di atas batang pohon damar yang merupakan tempat penjelajahanku selanjutnya. Wisata menarik yang tidak terlalu tenar bagi bangsa sendiri tetapi menjadi tujuan kedua wisatawan asing setelah Kuta-Bali karena ombaknya yang terkenal. Bukan pertama kalinya sih aku datang ke tempat ini, biasanya datang kesini karena sedang menjalankan tugas mengunjungi nasabah. Tetapi kali ini penjelajahan yang sebenarnya dilakukan :> *bangga*
Kota yang beribukotakan Lampung Barat ini bisa ditempuh dengan perjalanan darat selama 4 jam dari Bandar Lampung (lewat Kota Agung-Gunung Tanggamus) dan waktu tempuh yang sama dari arah Kotabumi (lewat Bukit Kemuning-Fajar Bulan-Liwa). Untuk akses jalan dan pemandangan selama perjalanan aku rekomendasikan lewat alur selatan yakni lewat Kota Agung-Tanggamus. Banyak pemandangan indah berupa pantai dan pegunungan (masuk ke areal Taman Nasional Bukit Barisan daerah selatan). Jadi siap2 ketemu ama monyet2 liar..wkwkwkwk.. Pastikan kendaraanmu full dengan bahan bakar karena SPBU terakhir adalah di kota Tanggamus dan SPBU berikutnya ada di kota Krui.
Kalau lewat jalur utara yaitu mulai dari Bandara ke arah Kotabumi, lalu ke arah Bukit Kemuning, Fajar Bulan, Liwa dan Krui. Pemandangan yg didapatkan juga menarik karena lembah dan gunung kehijauan menari-nari di depan mata. Dari Liwa ke Krui sendiri melewati daerah TNBB juga dan beberap air terjun yang mengalir di tebing-tebing secara alami. Jadi bisa berenti dan poto2 dulu juga di sini,,hehehee..Tapi kalo para bule-bule sih suka dilewatin jalur selatan karena jalanannya bersahabat, wkwkkw
oke..kembali ke wisata tadi. Sebelum menuju ke Tanjung Setia, kota tujuan wisata para bule surfer setelah Kuta-Bali, maka ada baiknya kita jelajah wisata alam sekitarnya dulu.
pertama-tama kami telusuri jalanan arah ke Bengkulu, lebih tepatnya masuk ke Pekon Tebakak. Konon katanya pantai di wilayah ini juga indah-indah. Bahkan pantai Bungur yang berlokasi di pesisir arah Bengkulu adalh pantai kedua yang bakal dijamah turis asing jika ombak di Tanjung Setia sedang tidak bagus. Bagaimana merkea bisa menemukan ombak bagus di daerah mana??heemm..dengan bantuan GPS tentunya...wkwkwk..sayangnya saat itu penulis dan rombongan bocah ilang tidak sampai kesana, dan ini karena lagi-lagi masalah waktu...ckckck..,nexttime yah ;p

Berjalan menuju ke arah Bengkulu mata kita dihibur pemandangan laut nan indah, tebing dan pantai pasir putih dan hitam sekaligus. Tidak akan membuat mata terpejam sedikitpun. Ombak-ombak berkejaran menuju ke pesisir pantai, seperti melambai kepada kami untuk ikut bermain besama merekaa,,,beeuh..berrraaattt...ahahaha
Pantai pertama adalah pantai tanpa nama yang sangaat luaass dan indah dengan ombak besarnya yg aduhai. Akan tetapi kami hanya dapat menikmatinya dengan memandangi permainan ombak-ombak itu dari atas tebing. Hal ini terjadi karena kami belum menemukan jalan ke bawahnya,ckckck..kita coba lain kali.
Pantai kedua adalah pantai yang berbatu-batu. Bentuk batunya mirip kepala orang yang berambut hijau diujungnya (rambut yang dimaksud adalah sekumpulan rerumputan di atas tebing)..wwooouuuwww..lalu kami berhenti di sebuah tempat berbatu-batu hitam dan besar -besar layaknya karang raksasa. konon katanya itu dulu mau dibikin pelabuhan tapi ga jadi, ahahaha..dasar pemerintah. Jadinya tempat itu sekarang jadi tempat gratisan buat memandang laut dengan Pulau Pisang di sebrangnya dan tempat poto gratis. Tapi tidak semua orang tahu tempat ini. Kami saja tau karena saat sedang dinas (pertama kali mengunjungi tempat ini) dari driver yang menjadi teman perjalanan kami dan memberi kami pengalaman yang berarti. Karena pengalaman adalah guru yang paling berharga. wkwkwk.....
Pantai mantan pelabuhan gajadi, full of ROCKS..di ujung ada batu berbentuk kepala rambut hijau

mantan pelabuhan dengan Pulau Pisang di sebrang

Setelah puas memandangi Pulau Pisang di seberang dari atas-atas batu cadas ini, kami bergerak menuju ke arah barat, menuju ke pesisir pantai selanjutnya. Dalam hati kami para bolang berkata "pasti suatu saat nanti kami akan mengunjungimu wahai Pulau Pisang". Secara kapal yang berlayar menuju Pulau Pisang sangat terbatas, hanya dua kali sehari.
Saat perjalanan menuju pantai selanjutnya ini kami melihat para penduduk yang berprofesi sebagai pengumpul batu pantai. Batu-batu pantai Krui sangat terkenal, biasanya batu-batu tersebut dipakai masyarakat sebagai penghias kolam ikan, taman, dan sebagainya. harganya pun cukup murah, untuk satu karung, lebih kurang 20 kilo harganya 18ribu.
Kami sampai di pesisir kedua, pesisir ini berisi batu-batuan kecil. Memandang ke arah barat dan timur hanyaada tepian pantai dan pepohonan kelapa, dengan hiasan ombak-ombak indah setinggi 1-2 meter yang jadi semua ombaknya. Bagus buat surfing seandainya pesisir pantai tidak berbatu..heemmm..kami menikmati kembali dalam kekaguman pandangan. heemmm..ga akan ada habisnya menikmati laut dan ombak yang menari-nari.
Pemandangan yang tampak di mata kami

Ombak yang menari-nari

Kami kembali ke Krui, melewati ikon Krui dan menuju ke pelabuhan Jukung dan menuju tempat tersembunyi di lembah di balik bukit. Yakin ga semua orang tahu tempat ini (trimakasi Mang Cik memberi kami pengalaman dan pengetahuan baru,wkwkwk). Kendaraan kami tinggal di bawah dan kami naik ke puncak bukit yang penuh dengan rumput hijau...."Subhanallaah.." bener2 pemandangan yang woouuww.. memandang laut kejauhan dari atas bukit sekaligus memandang bukit-bukit menuju ke propinsi tetangga nan elok. Semua kami rekam dalam otak masing-masing bolang (bocah ilang). Sayang sekali tempat-tempat indah seperti ini tidak dipublikasikan. Seandainya iya, mungkin Krui adalah kampung turis asing kedua setelah Bali,,wkwkwk..
Pemandangan dari atas bukit

Sisi lain pemandangan

Sekali lagi mengingat waktu, kita harus kembali menuju tempat utama kami, Tanjung Setia, yang masih setia menanti kami,wkwkwk..
Gerbang Pantai Tanjung Setia

Ombak Tanjung Setia tinggi, bergelombang indah dan pas untuk surfing. Inilah kenapa daerah Lampung yang ada bule-nya cuma ada di sini, ahaha..karena mereka berlibur mencari pantai dengan ombak yang bisa digunakan utk surfing..hemm.. Ada beberapa cottage yang menawarkan tempat tinggal di daerah ini. Dan tarif yang dikenakan adalah tarif dollar. Dan asal tau aja ada beberapa cottage yg tidak memberikan pelayanan kepada turis lokal,ckckck..
Beruntung sahabat bolang kami punya sahabat yang punya cottage di tmpat itu, jadi kami dapat tempat sahabat dan harga yang bersahabat (maklum para bolang hanya berasal dari rakyat jelata yang haus petualangan,ahahaa). Kami disambut ramah sang pemilik cottage yang bernama Mbak Widya dengan anaknya yang manis bernama Lala. Cottage yang berhadapan langsung dengan laut dan ombaknya dengan beberapa turis Swedia dan Amerika Latin ada di sana sedang bermain bilyar maupun duduk2 bercengkrama. Kalau mau kita boleh saja bergabung dengan mereka ngobrol-ngobrol atau main bersama. Mereka welcome dan ramah dengan kita. Menurut sang empunya cottage, ada beberapa bule dari Spanyol yang sedang dijemput di bandara dan sore nanti akan tiba di sini.
Salah satu cottage di Tanjung Setia, Paradise (recommended)
Pemandangan dari salah satu cottage

Cottage-cottage-nya...asssooy
Saat musim ombak besar seperti ini merupakan musim ramai bule (bulan april sampai dengan oktober). Biasanya para bule tersebut menghabiskan waktu 2 sampai empat bulan di sini. Dan mereka memegang GPS untuk mengetahui daerah mana yang memiliki ombak tertinggi, apakah di Tanjung Setia tempat mereka menginap, ataukah Way Jambu, di mandiri beach, atau di Pugung..heemmm..canggih juga mereka,,wkwkwk...saking terkenalnya Tanjung Setia, saat ombak laut sedang besar-besarnya (di bulan juni nanti) akan diadakan Festival Tanjung Setia, di mana para surfer akan menunjukkan kebolehan mereka surfing di atas ombak..heemm...
Sayang sekali langit sore tidak mengijinkan kami menikmati indahnya sunset di pantai ini,,ckckck,,it means kami para bolang disuruh datang kembali suatu saat nanti,,wkwkwk...Praktis sore itu kami menghabiskan waktu untuk duduk2 di cafe bersama bule2 yang baru dateng. Welcome drink mereka beda dengan welcome drink kita yang berupa segelas teh anget,wkwkwk....

Cafe tempat bule kumpul, bercengkrama, breakfast, lunch, dinner, bilyard, dll

Malam harinya kami menikmati dinner bersama dengan onion ring garing, ayam saus tiram, sama sayur apa ya itu namanya lupa,,bahahaa..nyyuuummm,,,masih ditemani gerimis malam...heemm...tidur nyenyaklah kami malam itu.
Pagi menjelang dan kami sarapan dengan makanan ala bule, dasar kami bolang dusun, nambah2 juga ga malu. yang penting kenyaang dan hati senaang..ahahaa
Next kami ingin ke way jambu, tp lagi2 waktu jualah yang tidak mengijinkan. Lagi2 rayuan nexttime kepada kami..ahahaha...jadi next ke mandiri beach. Ternyata ombak di pantai ini juga aduhai. pesisir pasir putih yang memandang asyyik gillaa,,,Kuta abiisss, cuma disini lebih menang sepinya..jadi puas buat guling-gulingan di pantai, loh?!?!..ahahaha...mau lari-larian juga ga bakal nabrak,,wwooouuuww..bisa tereak-tereak seenaknyaa...wwwooooooaaaa *teriak*
Mandiri Beach (itu keliatan baywatch-nya)

Ombak seperti ini yang dicari para bule bahkan yg lebih tinggi nanti saat Festival Tanjung Setia

Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Jukung, di pantai ini lebih ramai karena dekat dengan pusat kota Krui dan penuh dengan wisatawan lokal. Turis jarang yang kesini, karena ombaknya lebih kecil.
Salah satu cottage di Pantai Jukung

And the last kami makan siang di sebuah rumah makan sederhana yang pernah masuk acara Transtivi,,hahahahaa *pentingbanget*. Warung ini adalah "Pondok Kuring".
Tempet makan siang cihuy
Sempet masuk tipi karena batagor ikannya yang paling cihui,,jadinya proses pembuatannya ampe ditipiin..wooaaa....Di sinilah warung yang menyediakan menu spesial yang tidak ada di tempat lain yaitu "Sate Ikan Tuhu" alias sate ikan blue marline atau bahasa gampangnya ikan terbang. Nyaammm,,,jangan lupa mencoba gulai kepala atau gulai ikan kakapnya,,,slurp, kuahnya kuueenteeell abiss,,,maak nyooossss...ikan kakap gorengnya juga sedaappp..Tak lupa sebagai penutup adalah Es degan muda dengan gula merah ataupun gula putih sama segernya. Oia lupa, orang-orang di sini lebih kenal dengan nama Es Dugan..ahahaha...lain daerah lain bahasa..senang belajar berbagai amcam bahasa di berbagai macam daerah..hemm..
Sate Ikan Tuhu alias blue marine alias ikan terbang


Gulai kakap mantabb

Es Degan segeeerrrr


Baiklah..demikian petualangan saya kali ini..

Tetep sehat tetep semangat, beso kita jalan-jalan lagi..
:D