Senin, Juli 14, 2008

LinTang....


Laskar Pelangi...
pernah denger pastinya, malah mungkin dah mbaca???hoho..sayang tetralogi terakhir (red: maryamah karpov belum muncul) yang pasti semakin memberi bobot untuk novel2 Indonesia..
ni novel menurutku keren banget, Indonesia banget...sesuai dengan tanggapan2 yang dah tertulis sebelumnya, menceritakan anak2 Indonesia yang sesungguhnya, bener2 mengobati kerinduan akan sebuah novel yang layak dijadikan panutan di tengah maraknya novel2 bertema chicklit or teenlit..emang sii cerita2 semacam itu lucu banget (aku sendiri suka baca juga tu buku2 dan bikin ketawa abis), tetapi kita kan juga butuh sebuah cerita yang mengandung nilai moral, cerdas, dan memiliki unsur intelektual ketika di baca. Nah itu semua terangkum dalam tetralogi Laskar Pelangi.
Cerita sederhana sepuluh anak Belitong yang sekolah di sekolah Muhamadiyahan yang disebut dengan Laskar pelangi karena kecintaan mereka melihat pelangi dari filicium ..hehe...anak2 banget.
Yang patut menjadi teladan adalah kemauan mereka bersekolah, perjuangan mereka dalam menempuh pendidikan. Mereka bahkan sekolah di gudang kopra, dengan deskripsi bentuk yang sangat tidak memungkinkan dan tidak masuk akal digunakan sebagai tempat menuntut ilmu. Bahkan perjuangan akan dimulainya tahun ajaran baru bagi mereka juga merupakan sebuah perjuangan, mengingat sekolah tersebut adalah sekolah swasta miskin dan orang yang sekolah adalah anak2 kalangan orang miskin di mana orang tua mereka lebih memilih menyuruh anak mereka bekerja daripada sekolah.

Dari keseluruhan cerita yang bagus (dan emang bener2 bagus) yang paling menarik buat aku adalah tokoh Lintang (bahkan sampai baca Sang Pemimpi dan Edensor). Banyak pelajaran yang dipetik dari itu semua.
Pertama adalah kemauan kita (niat) kita untuk berangkat menuntut ilmu harus tinggi. Dalam Laskar Pelangi diceritakan kalau Lintang adalah anak tertua dari sebuah desa di Pesisir pantai, sehingga untuk mencapai Sekolah Lintang harus menempuh perjalanan pulang pergi sejauh 80 kilometer dengan melewati sungai, hutan, komunitas buaya dan lain2. Dan itu semua dia tempuh hanya dengan menggunakan sepeda, di mana dia harus melewati banjir setinggi dada ketika musim hujan, melalui jalanan dengan panas yang tak terkira ketika musim kemarau, dan harus berjalan kaki menuntun sepeda ketika jalanan tanjakan dan ketika rantai spedanya lepas. Sepeda itulah harta benda satu2nya di keluarganya yang paling berharga. Sekarang bandingkan dengan anak2 muda jaman sekarang yang hanya berjarak sekian kilometer dari sekolah aja malah suka membolos, bahkan mereka difasilitasi sepeda motor bahkan mobil. Dan perlu diketahui Lintang tidak pernah membolos barang satu haripun, dia berangkat sejak subuh agar dapat sampi sekolah tepat waktu (bahkan sering yang paling pagi) dan pulang sampai rumah bisa malam hari.
Kedua adalah mencari ilmu di sekolah harus benar2 dilakukan dengan sepenuh hati. Mereka anak-anak Muhamadiyahan yang bahkan tak bisa membeli buku satupun dengan semnagat tinggi teteap melanjutkan perjuangan sekolah dengan menggunakan fasilitas peminjaman buku secara bergilir oleh Kepala Sekolahnya. sedangkan kita yang bisa beli buku sesukanya malah menghambur2kan tanpa dibaca.
Ketiga yaitu kita tidak hanya belajar tentang hidup hanya dari bangku sekolah saja, tetapi juga dari seseorang di luar sekolah yang bahkan tidak pernah bersekolah, seperti Ikal yang belajar tentang hidup dari Bodenga. Istilahnya The University of Life..
Keempat itu...tidak terungkapkan dengan kata2. pokonya setelah melihat tulisanku di atas terserah anda bagaimana mengungkapkannya sendiri. Toh yang dapat memetik pelajaran dari sebuah buku bisa berbeda tiap orangnya, beda kepala gitu loh...Kata orang2 ekonomi tu, persepsi konsumen berbeda2, sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya...(???).

Yang membuat aku sedih dan membuat aku tidak setuju hanya satu, kenapa kisah akhir dari Lintang hanya menjadi sopir truk pasir di PN Timah????bahkan dia tidak menyelesaikan SMP nya yang ujian EBTANASnya hanya tinggal 4 bulan...(entahlah ada kelanjutan atau tidak di Maryamah Karpov). Yang pasti aku sangat menyayangkan kondisi seperti itu, dan mungkin itulah realita yang terjadi di Indonesia, anak yang super Genius seperti Lintang harus berakhir nasibnya di tempat hunian supir truk pasir.
Bayangkan saja ketika masih duduk di bangku SD intelegensianya jauh melampaui teman2nya, ketika teman2nya baru bisa mencongak, dia sudah pintar membagi angka desimal, menghitung akar, dan menemukan pangkat, lalu juga menghubungkan dengan tabel logaritma. Ketika naik SMP teman2nya masih pusing dengan urusan memetakan absis dan ordinat pada produk cartesius dalam topik relasi himpunan sebagai dasar fungsi linier, Lintang sudah mengutak-utik materi untuk kelas yang jauh lebih tinggi seperti implikasi, biimplikasi, filosofi pascal, binomial Newton, limit, diferensial, integral, teori peluang dan vektor. Ketika teman2nya baru menguasai binomial, Lintang bahkan sudah beranjak ke pengetahuan tentang aturan multinomial dan teknik ekspoitasi polinomial, mengobrakabrik pertidaksamaan eksponensial, mengilustrasikan grafik sinus, dan membuat pembuktian matematika menggunakan fungsi trigonometri dan menggunakan aturan ruang tiga dimensi...hufff....bisa dibayangkan..itu baru kelas satu SMP..Seandainya saja dia bersekolah di Jogja mungkin dia sudah memasuki kelas akselerasi khusus, dan sekarang yang menyandang nama profesor termuda di dunia bukan ALia Sabur melainkan Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara....dari Indonesia....

yaaah....itulah hidup...
kita tidak bisa memaksakan suatu kejadian sesuai dengan keinginan kita...
tetapi percaya saja bahwa Rencana Tuhan Selalu yang Paling Indah,,,
mungkin itu adalah kebutuhan terbaik untuk Lintang (agar dapat menghidupi keluarganya sejak ayahnya meninggal di detik2 menjelang EBTANAS SMP)....

buat yang belum pernah baca, aku sarankan untuk membacanya, bener2 buku yang bikin kita mensyukuri hidup, Indonesia's most p0werful book...

Lah kok malah jadi ngelantur..jadi bingung,,,hehehe...pisss...

Senin, Juli 07, 2008

Bingung apa Bodoh???

barusan baca postingan temenTIP04 (red:men0L), tentang orang bodoh..
hwehehe...bodoh banget...

jadi mikir aku...aku ini merasa bodoh, tapi setelah baca tuh salah satu poin postingan nomer 2 "Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang
pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil
orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh."(anonim dalam men0l, 2008) --> yang aku banget,,aku jadi merasa jadi orang pinter yang membodohi orang pinter, nah lo...bingung...

selanjutnya poin 6 "Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan, sementara itu
orang pintar percaya. Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena
telah mempercayai orang bodoh. Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada
diatas." (anonim dalam men0L, 2008)...huahaha...ini juga salah satu hal2 bodoh yang sering tak lakuin..nah sampai sini aku jadi tambah bingung...


kesimpulannya: aku ne bodoh apa cuman bingung ya???....
uum...atau hanya sebuah refleksi jiwa orang bodoh yang kebingungan,,
atau...orang bingung yang bodoh...
????
aarrgghhhxxvvvsssttttzzxxasarwtarsaggrrrmbbllleeehhh...

masa bodoh...
(sigh)